Wednesday, May 30, 2012

Usaha Tanaman Tebu Menguntungkankah?


Tebu adalah tanaman yang merupakan bahan baku yang diolah menjadi gula, baik gula pasir maupun gula merah. Tanaman tebu dapat tumbuh dan berkembang baik di hamparan yang beriklim tropis dengan ketinggian tanah antara 1 sampai dengan 1300 meter di atas permukaan laut.
Indonesia termasuk Negara yang mempunyai hamparan – areal – lahan yang luas yang dapat ditanami tebu, namun sampai sekarang ini belum dapat memaksimalkan hamparan tersebut sebagai lahan pertanian dan perkebunan yang dapat ditanami tebu, sehingga sampai sekarang Indonesia masih mengimpor gula, baik raw sugar yang diolah menjadi gula untuk didistribusikan didalam negeri.
Petani tebu sebagai supplier bahan baku gula yang diproduksi oleh pabrik gula, yang merawat tebu dengan baik, bagi pabrik gula ini adalah bahan baku yang baik, dan akan diperoleh produksi gula yang memadai, namun bila tebu kurang dirawat dan tebangan tebu tidak bersih, maka akan diperoleh gula yang kurang, yang banyak diperoleh adalah tetesnya. Dan tetes ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi biofuel.
Bagaimana sih menanam tebu, agar diperoleh produksi tebu yang sesuai dengan standard penanaman tebu yang diharapkan oleh pabrik gula?
Dalam penanaman tebu pemerintah memprogramkan swasembada gula nasional, yaitu bahwa Indonesia dapat menghasilkan gula yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dikonsumsi, dan tidak menggantungkan gula impor. Namun sampai dengan tahun 2012 program pemerintah tersebut belum bisa diwujudkan, karena berbagai hal yang harus dicari solusinya. Dan sampai sekarang solusi itu belum dapat dioperasionalkan, artinya solusinya sudah dirumuskan, namun belum direalisasikan.
Salah satu program adalah bongkar ratoon tanaman tebu dan diganti dengan bibit yang berkualitas, terutama yang telah dihasilkan oleh P3GI. Program ini belum dapat dijalankan dengan mulus, karena akses informasi maupun pendanaan yang belum dapat terdistribusi dengan lancar, artinya belum semua petani tebu dapat mengakses pendanaan yang dapat mendukung bongkar ratoon dan bibit yang berkualitas.
Sebenarnya apa sih yang diharapkan oleh petani tebu dengan menanam tebu, tentunya kesejahteraan para petani tebu itu sendiri, artinya dengan menanam tebu mereka dapat menghidupi keluarganya dan sejahtera. Namun sampai sekarang harapan tersebut belum terwujud, karenanya bongkar ratoon dan bibit tebu yang berkualitas itu belum direalisasikan.
Penggantian tanaman tebu atau program bongkar ratoon yang diharapkan para petani tebu untuk menggantikan tanaman yang sudah ada yaitu varietas PS 80142, BZ 132 dan PS 801424 adalah produksi dari P3GI yaitu tebu varietas PS 862, PS863, PS 861, PB 851, PS 851, dan PB 861. Dengan penggantian varietas – bibit ini, diharapkan akan memberikan produksi tebu yang baik dimana yang akan dating.
Menurut para ahli produktivitas tanaman tebu dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu tipe tanah/lahan ( sawah/tegalan), penggunaan sarana produksi dan metode atau tehnik budidayanya. Salah satu metode atau tehnik budidaya yaitu pemupukan tanaman tebu, ini harus dilakukan pada saat yang tepat, jumlah dan kombinasi pupuk yang tertentu akan dapat berpengaruh positif terhadap produksi tebu maupun gula. Artinya produksi tebunya akan meningkat, misalnya dalam 1 Ha produksi tebunya biasanya 700 Kwintal meningkat menjadi 900 Kwintal. Sedangkan produksi gula meningkat artinya bahwa biasaya yang rendemennya 6% dapat meningkat dengan 7,3%, ini adalah pengaruh yang signifikan bagi produksi gula dengan adanya peningkatan rendemen tebu tadi.
Apasih Keuntungan Usaha Tani Tebu
Secara financial keuntungan usaha tani tebu adalah dengan membandingkan berapa input yang dikeluarkan oleh petani untuk membiayai tanaman tebunya, dengan output yang didapat yaitu hasil yang diterima petani tebu dari menanam tebu. Namun masih ada tambahan yaitu adanya transfer pengetahuan tehnologi penanaman tebu yang biasanya kurang dirasakan oleh petani tebu.
Sedangkan keuntungan secara ekonomi (sosial) tidak adanya distorsi pasar atas kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan, karena dengan adanya swasembada gula, maka tidak ada lagi yang namanya impor gula yang akan mendistorsi pasar, dimana hal ini akan menimbulkan efisiensi pasar.
Petani mengusahakan tanaman tebu di Indonesia dengan menggunakan lahan sawah irigasi tehnis, sawah tadah hujan dan lahan kering. Faktor produksi seperti tanah dapat digunakan secara efisien, jadi tidak ada lahan yang menganggur tidak diusahakan.

No comments: