Image masyarakat petani tebu terhadap operasional pabrik gula adalah penting, karena keberadaan pabrik
gula memerlukan image yang baik dari
petani tebu. Untuk mendapatkan image
yang baik dari petani tebu tentunya
pabrik gula harus berbenah dalam
perbaikan manajemen pabrik gula.
Antara pabrik gula dengan masyarakat petani tebu, memerlukan hubungan yang baik.
Hubungan baik ini dapat terwujud bilamana antara petani tebu dengan pabrik gula terdapat
rasa saling percaya. Rasa saling percaya ini dapat diperoleh dari adanya
transparansi, keterbukaan antara petani
tebu dan pabrik gula dalam
segala hal yaitu keterbukaan mengenai rendemen,
timbangan tebu, pemeliharaan tebu yang telah dilakukan petani tebu,
yaitu memang petani tebu itu
benar-benar memelihara tebunya dengan baik.
Hubungan baik yang
disebutkan diatas, yang baik maka segala permasalahan yang timbul antara petani
tebu dan pabrik gula dalam hal ini
pengelola pabrik gula akan dapat diselesaikan pada hamper seluruh pabrik gula
milik BUMN yang selama ini sudah terjadi yaitu ada kecurigaan bahwa pabrik gula
tidak jujur terutama yang menjadi image masyarakat mengenai rendemen tebu yang digiling oleh pabrik gula.
Tentunya untuk memperbaiki
image masyarakat terhadap pabrik gula
– pengelola pabrik gula dapat diejawantahkan dalam bentuk berbagai perubahan,
yaitu perubahan dalam soal rendemen yang menurut masyarakat kurang transparan
selama ini dan satu lagi dalam hal dana talangan, yaitu adanya kemauan untuk
menghilangkan sharing profit.
Perubahan yang bisa
mengubah image masyarakat petani tebu terhadap
pabrik gula, selanjutnya adalah pabrik gula
agar dapat memberikan rendemen minimal kepada petani tebu. Sehingga petani tebu
merasa bahwa usaha mereka memelihara tebu dengan baik telah diapresiasi oleh
pengelola pabrik gula. Dimana selama
ini image masyarakat petani yang tertanam di benaknya adalah bahwa tebu yang dipelihara dengan baik maupun
tidak dipelihara rendemennya sama. Ini kan dapat dikatakan tidak adil.
Jika usaha petani tebu memelihara tebunya dengan baik
sudah diapresiasi oleh pabrik gula, maka akan muncul image baru bahwa pabrik
gula telah bekerja efisien dan professional. Dan memang benar bahwa alasan yang
dikemukan pabrik gula selama ini
bahwa rendemen rendah adalah karena peralatan pabrik gula yang sudah tua atau
yang lain yaitu pemeliharaan tebu
oleh petani kurang baik dan lain-lain dapat dihilangkan.
Bilamana pabrik gula berani memberikan jaminan rendemen
minal, berarti pabrik gula – dalam hal ini pengelolanya telah bekerja secara professional,
yaitu bekerja lebih disiplin dan bekerja sesuai standard operating prosedur.
Itulah harapan masyarakat petani tebu selama
ini, agar mereka dapat memperoleh keuntungan bersama-sama yaitu petani untung
dan pabrik gula juga untung.
Dengan adanya jaminan rendemen minimal, tentunya pabrik gula tidak sembarangan memberikan jaminan rendemen minimal itu, mereka tentu memberikan persyaratan-persayaratan untuk dapat memberikan jaminan rendemen minimal. Misalnya tebu yang akan digiling harus bersih dari kotoran, contoh tebu tidak ada daduk, tebu benar-benar yang telah mencapai umur yang ditetapkan yang ditebang, untuk sogolan atau anak tebu yang belum mencapai umur tidak dapat diikutkan sebagai tebu yang digiling dan lain-lain persyaratan.
Tentunya petani tebu juga akan
senang bilamana diberikan jaminan rendemen minimal, dan persyaratan yang
diberikan oleh pabrik gula, bilamana logis tentunya petani tebu juga mau
memenuhi persyaratan tersebut.
Inilah harapan kita semua
yaitu masyarakat petani tebu…..sehingga
anekdot yang selama ini ada dalam masyarakat akan terhapus yaitu petani tidak
pernah mengecap manisnya tebu, tetapi dapat pahitnya tebu saja……..
Semoga sukses pabrik gula.
No comments:
Post a Comment