Monday, November 7, 2016

Dirut PTPN XI Angkat Bicara soal Penutupan Pabrik Gula

Jumat, 21 Oktober 2016
Jember - Direktur Utama PTPN XI, Dolly P Pulungan, akhirnya angkat bicara tentang beredarnya kabar rencana penutupan pabrik gula pada tahun 2017 yang meresahkan sebagian besar petani tebu di sejumlah daerah.
"Tidak benar kalau sembilan pabrik gula di Jawa Timur akan ditutup pada tahun 2017 karena penutupan satu unit pabrik gula membutuhkan waktu lama dan harus dilakukan secara bertahap," kata Dolly, saat menemui perwakilan petani tebu dan karyawan pabrik gula di kawasan City Forest Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat (21/10).
Puluhan petani tebu dan karyawan pabrik gula di wilayah Tapal Kuda ngluruk Ketua Umum Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) HM Arum Sabil dan Dirut PTPN XI di City Forest Jember terkait dengan rencana penutupan pabrik gula di Jatim.
Bahkan, sejumlah petani meluapkan emosinya dan mencecar sejumlah pertanyaan yang menuding ketidakberpihakan Direksi PTPN XI kepada para petani tebu yang sudah bekerja keras untuk mewujudkan swasembada gula.
"Semua direksi sebenarnya keberatan dengan rencana penutupan pabrik gula tersebut, bahkan kami kaget rencana pemerintah melakukan regrouping pabrik gula secepat ini," tutur Dolly kepada sejumlah petani.
Kendati demikian, lanjut dia, rencana pemerintah melakukan regrouping atau penggabungan pabrik gula tersebut memiliki tujuan yang mulia karena saat ini banyak pabrik gula yang berusia tua dan suplai tanaman tebu ke pabrik gula juga belum terpenuhi, namun regrouping tersebut akan dilakukan secara bertahap.
"Regrouping itu diharapkan bisa mencetak gula yang sehat dengan harga kompetitif, dan harga gula tidak terlalu mahal bagi masyarakat miskin. Sedangkan untuk pabrik gula yang memiliki teknologi kuno perlu dilakukan perbaruan dengan berbagai cara," katanya.
Dolly menegaskan pihaknya memiliki komitmen untuk memikirkan nasib petani tebu dan karyawan terkait dengan rencana regrouping tersebut, sehingga diharapkan tidak ada petani dan karyawan yang dirugikan dalam penggabungan pabrik gula itu.
Sementara salah seorang petani asal Situbondo Sumitro mempertanyakan alasan seluruh direksi PTPN dan PT RNI bersama Deputi Menteri BUMN yang menandatangani keputusan penutupan pabrik gula tanpa melihat kondisi riil petani di daerah.
"Alasan penutupan yang disampaikan oleh pemerintah sama sekali tidak masuk akal karena pabrik gula yang akan ditutup selama ini masih beroperasi dengan baik dan pasokan tanaman tebu petani juga cukup," katanya.
Petani juga menuding kebijakan rencana penutupan 10 pabrik gula merupakan bentuk pengkhianatan yang dilakukan pemerintah dan jajaran direksi karena dapat berdampak buruk bagi kesejahteraan petani tebu di daerah.
Sumber:
http://www.beritasatu.com/nusantara/394126-dirut-ptpn-xi-angkat-bicara-soal-penutupan-pabrik-gula.html


3 comments:

Mas Donda said...

Wah kasihan petani tebu kalau pabrik gulanya ditutup. Padahal dulu Indonesia pernah berjaya dengan industri tebu waktu zaman kolonial, kabarnya sepertiga perekonomian Belanda disokong tebu Indonesia.

Cosmos said...

Iya, terima kasih mas, sudah komentar. Memang sekarang ini pihak pemerintah ini masih kurang memihak ke petani tebu. Kira-kira memihak kemana ya, pengusaha gula atau apa ya.

Cosmos said...

Iya, terima kasih mas, sudah komentar. Memang sekarang ini pihak pemerintah ini masih kurang memihak ke petani tebu. Kira-kira memihak kemana ya, pengusaha gula atau apa ya.