Monday, October 17, 2016

Pemerintah Tidak Punya Program Jelas Soal Swasembada Gula

SIAGAINDONESIA-Pemerintah pusat dinilai gagal dan tidak serius dalam mewujudkan program swasembada gula. Ini bisa dilihat dari rencana pemerintah yang akan menutup 7-10 Pabrik gula di Jatim dan Jateng. Sementara itu a
Anggota komisi B DPRD Jatim, Pranaya Yudha menilai persoalan gula ini adalah tanggung jawab pemerintah pusat, sebab itu masuk BUMN, Yudha bahkan menuding pemerintah pusat lari dari tanggung jawab dan memilih pilihan paling mudah untuk menyelesaikan persoalan di pabrik gula itu.
“Saya sangat prihatin dengan keputusan itu, padahal ini menunjukkan kegagalan pemerintah pusat melakukan revitalisasi mesin mesin di pabrik gula yang memang sudah tua itu. Kesannya mereka mau lari dari tanggung jawabnya. Kalau itu jadi maka akan ada dampak negatif yang harus ditanggung petani dan para pekerja pabrik gula,” ungkap politisi golkar ini.
Ini akan timbulkan gejolak, padahal ini adalah buah ketidak seriusan pemerintah pusat dalam melakukan penyelamatan pabrik gula ini. Padahal pemerintah pusat selalu mendengungkan program swasembada gula dan akan lakukan revitalisasi pabrik gula.
“Ini kan akan diberlakukan untuk PG – PG di wilayah PTPN 10 dan 11, jadi ini menunjukkan ketidak seriusan pemerintah atas programnya sendiri. Buktinya mereka tidak menyediakan anggaran untuk melakukan peremajaan mesin mesin di PG -PG ini,” ungkap anggota dewan dari dapil Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso ini.
Menurut Yudha, berdirinya pabrik gula swasta PG KTM, punya peran besar atas rebutan baham baku gula, sebab pabrik ini dengan kapasitas mesin yang besar tidak bisa mendapat bahan baku tebu dari wilayah sekitar lamongan.
“Akhirnya dia (PG KTM) mengambil jatah pabrik gula yang ada di Jatim. Ironisnya, PG PG di Jatim kekurangan tebu, dan gagal meraih target produksi. Saya berharap Bupati tempat PG itu akan ditutup dan Gubernur Jatim segera mencari solusi untuk masalah ini. Jangan berdiam diri, harus cari jalan. Komisi B akan ikut mensupport,” kata Yudha.
Sekadar diketahui, dalam sebuah dokumen yang beredar dan diterima oleh Soekarwo, pada 6 Oktober 2016 telah terjadi pertemuan antara direktur utama PTPN IX, X, XI, dan PT RNI, dengan Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN RI.
Dalam pertemuan itu disebutkan bahwa pada 2017, Pabrik Gula Rejosari, Kanigoro, dan Purwodadi di wilayah Madiun akan ditutup. Sementara di wilayah Sidoarjo, PG Toelangan dan PG Watoetoelis juga akan ditutup.
Penutupan pabrik gula juga akan dilakukan untuk PG Meritjan di Kediri, PG Gondang Baru di Klaten, Jawa Tengah. Sementara di Situbondo, tiga pabrik gula yang ditutup adalah PG Pandji, PG Olean, dan PG Wringinanom. 

Sumber:
http://www.siagaindonesia.com/136156/pemerintah-tidak-punya-program-jelas-soal-swasembada-gula.html

No comments: