MINGGU, 13 JULI 2014 | 12:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan
Iskan menagih janji perusahaan importir gula rafinasi yang katanya akan segera
membuat pabrik gula dalam negeri. "Jangan hanya mau untungnya saja dari
perdagangan, tapi enggak mau memajukan dalam negeri," ujar Dahlan di kantornya,
Jumat, 11 Juli 2014.
Dahlan menerangkan, pemerintah terus berupaya memacu produksi gula dalam negeri
dengan memodernisasi pabrik gula tua, membangun pabrik baru, memperbaiki
manajemen tanam dan irigasi, hingga memberi perlindungan harga terhadap petani.
"Jadi ini harus bareng," katanya. (Baca:Impor GulaDihentikan Sementara )
Untuk mengejar target itu, dalam tiga-empat tahun ke depan, pemerintah terus
melakukan perbaikan untuk memacu produksi dalam negeri, sehingga impor gula
bisa terus berkurang. "Kini irigasinya sudah pakai sistem tornado. Dulu
tanamannya dibiarkan, sekarang sudah maju sekali. Tapi kalau terganggu dengan
harga seperti ini, petani enggak mau tanam tebu," ujar Dahlan.
Selain itu, untuk menjaga semangat petani lokal, pemerintah terus melakukan
pengawasan agar gula rafinasi dari impor tidak masuk atau rembes ke pasar
tradisional, sehingga harga gula lokal menjadi anjlok. "Nanti bisa seperti
ayam dan telur. Kita mau meningkatkan produksi dalam negeri, tapi petani Enggak
mau tanam tebu," ujarnya.
Menurut Dahlan, importasi gula saat ini terbilang masih tinggi kendati
pemerintah sudah memiliki banyak pabrik gula. "Soalnya memang masih kurang
kira-kira 1,5 juta ton, jadi ya harus impor," katanya. Saat ini kebutuhan
gula dalam negeri mencapai tiga juta ton, namun produksi lokal baru mampu 1,7
juta ton. (Baca:Tanpa Gula Impor, Petani Pastikan Stok Aman )
JAYADI SUPRIADIN
Sumber:
No comments:
Post a Comment