Pabrik gula dibawah naungan manajemen PTPN XI diminta oleh petani tebu
yang diwakili oleh Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menjamin bahwa
rendemen tebu yang dikelola petani tebu 8% besarnya.
Selama ini yang diharapkan
oleh petani tebu adalah transparansi
perhitungan rendemen tebu petani. Karena selama ini dirasakan oleh petani tebu
bahwa perhitungan rendemen tebu masih belum transparan. Terlepas bahwa rendemen
itu dipengaruhi oleh bagaimana keadaan tebu itu perawatannya di kebun, namun
juga dipengaruhi oleh bagaimana perhitungan rendemen itu di pabrik gula atau bahasa kerennya on-farm dan
off-farm.
Untuk tahun giling 2012 tidak
dipungkiri, bahwa hasil lelang gula yang telah dilaksanakan baru-baru
ini menggembirakan, karena harganya cukup tinggi. Akan tetapi petani tebu,
masih menginginkan kalau perhitungan rendemen transparan, tentunya petani dapat
memaksimalkan hasil jerih payahnya menanam tebu.
Jadi pendapatan petani tebu
dapat ditingkatkan, bilamana pemerintah dan PTPN XI mengadakan perubahan yaitu
mengganti mesin pabrik gula secara
keseluruhan, dan dalam penggantian tersebut bukan hanya bagian tertentu saja.
Dikatakan demikian, karena
pada kenyataannya bahwa pabrik gula
di Jawa umumnya adalah didirikan pada jaman sebelum kemerdekaan. Karenanya
pengolahan gula oleh pabrik gula di Jawa pada umumnya tidak efisien. Hal ini
tentunya merugikan para petani tebu.
Memang dari pernyataan
manajemen PTPN XI, dapat diketahui bahwa PTPN XI mempunyai kemauan untuk
mensejahterakan petani. Yaitu mengusahakan petani agar pendapatan petani tebu dapat meningkat dan lebih
baik dari masa yang lalu. Hal ini ditunjukkan dengan adanya jaminan rendemen tebu yang menimal 7,3%.
Tahun giling 2012, petani tebu merasa agak aman sedikit, dengan
adanya jaminan rendemen minimal dari Pabrik Gula. Paling tidak hal ini dapat
meningkatkan pendapatan petani dari hasil usaha tani tebunya. Walaupun dapat
dikatakan ini masih belum maksimal, karena kondisi pabrik gula yang belum diadakan penggantian mesin pengolah gulanya.
Dengan adanya jaminan
rendemen yang mana pabrik gula dalam
hal ini PTPN XI telah berkomitmen, maka adanya persyaratan yang diberlakukan
untuk memasok tebu ke pabrik gula petani akan mengikutinya. Persyaratan
tersebut misalnya tebu yang dimasukkan ke pabrik gula adalah tebunya telah
mencapai umur yang ditentukan, hal ini ditunjukan oleh brix yang minimal telah
ditentukan, tebu pucuk dan anakan
tidak diperkenankan, tebunya mesti bersih dari kotoran, tebunya segar.
PTPN XI kepada petani tebu mitranya memberikan jaminan harga
patokan yang sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan yaitu sebesar Rp.
8.100,- tiap kilogram. PTPN XI akan
menanggung resiko bilamana hasil lelang gula dibawah harga Rp. 8.100,- Petani
akan menerima seluruhnya, bilamana hasil lelang gula diatas harga Rp.
8.100,-.
Pada tahun 2011 dan sebelumnya,
yaitu saat investor bekerja sama dengan PTPN XI menjamin dana talangan gula
petani bilamana harga lelang gula
yang terjadi lebih tinggi dari harga patokan, maka dilakukan pembagian
keuntungan sesuai kesepakatan antara petani tebu
dan investor.
PTPN memberikan jaminan harga
gula kepada petani tebu, tidak akan
membebankan biaya apapun kepada para petani tebu. PTPN XI ada pabrik gulanya yang dalam proses produksinya
menggunakan teknologi remelt karbonasi, dimana teknologi ini dapat memproduksi
gula yang berkualitas premium, yaitu gula yang setara dengan gula
semi-rafinasi, dimana gula premium ini
dalam lelang harga gula mendapat
harga yang premium juga. Selain itu gula produksi PTPN XI ini telah dilakukan
penjualannya secara dikemas 1 kilogram dan dijual secara eceran melalui swalayan
dan retail modern dan diberi merk GUPALAS.
Dengan adanya gula
dengan teknologi remelt karbonasi, dan produknya adalah gula premium telah
mendapat sambutan yang positif dari pasar, maka ini dapat mensejahterakan para
petani dan konsumen puas dengan gula
tersebut.
Dengan demikian yang
diharapkan petani adalah semoga
pabrik gula dapat menjamin rendemen
8%.
8 comments:
Pendapat atau ungkapan yang keren ni, maju terus kawan :)
blog saya DO FOLLOW
Terima kasih kawan, atas kunjungannya. Ini masih belajar untuk berpendapat.
Semoga ketentraman petani tidak disuik amin.
Ya terima kasih doanya. Semoga dikabulkan Allah SWT. Amin
rendahnya rendemen individu yang saya tau karna penggunaan faktor rendemen yang dipake. slama ini PG seluruh indonesia mengikuti ketetapan dari Kementan. nilainya 0,68. kalo efisiensinya ditingkatkan sementra nilai faktor rendemen tetap. ya slamanya tak akan ada peningkatan nilai rendemen petani...
Infonya terima kasih YA CSS MoRA IPB, karena saya belum jelas itu faktor rendemen yang dipakai yang ditetapkan Kementan itu. Kalo nilainya itu 0,68 kan kecil jadi para petani tebu belum ngerti masalah ini. Terima kasih infornya ya
disamping tebu, singkong juga banyak berperan sebagai bahan pemanis saat ini dengan hadirnya glukosa dan fruktosa dari tepung tapioka
wah... saya kira gak ada yang menuliskan informasi pertanian sedetil ini...
informasi yang bermanfaat...
terima kasih...
Post a Comment