Wednesday, June 13, 2012

Bisakah pabrik gula menjamin rendemen Tebu Petani menjadi 8%


Pabrik gula dibawah naungan manajemen PTPN XI diminta oleh petani tebu yang diwakili oleh Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menjamin bahwa rendemen tebu yang dikelola petani tebu  8% besarnya.
Selama ini yang diharapkan oleh petani tebu adalah transparansi perhitungan rendemen tebu petani. Karena selama ini dirasakan oleh petani tebu bahwa perhitungan rendemen tebu masih belum transparan. Terlepas bahwa rendemen itu dipengaruhi oleh bagaimana keadaan tebu itu perawatannya di kebun, namun juga dipengaruhi oleh bagaimana perhitungan rendemen itu di pabrik gula atau bahasa kerennya on-farm dan off-farm.
Untuk tahun giling 2012 tidak dipungkiri, bahwa hasil lelang gula yang telah dilaksanakan baru-baru ini menggembirakan, karena harganya cukup tinggi. Akan tetapi petani tebu, masih menginginkan kalau perhitungan rendemen transparan, tentunya petani dapat memaksimalkan hasil jerih payahnya menanam tebu.
Jadi pendapatan petani tebu dapat ditingkatkan, bilamana pemerintah dan PTPN XI mengadakan perubahan yaitu mengganti mesin pabrik gula secara keseluruhan, dan dalam penggantian tersebut bukan hanya bagian tertentu saja.
Dikatakan demikian, karena pada kenyataannya bahwa pabrik gula di Jawa umumnya adalah didirikan pada jaman sebelum kemerdekaan. Karenanya pengolahan gula oleh pabrik gula di Jawa pada umumnya tidak efisien. Hal ini tentunya merugikan para petani tebu.
Memang dari pernyataan manajemen PTPN XI, dapat diketahui bahwa PTPN XI mempunyai kemauan untuk mensejahterakan petani. Yaitu mengusahakan petani agar pendapatan petani tebu dapat meningkat dan lebih baik dari masa yang lalu. Hal ini ditunjukkan dengan adanya jaminan rendemen tebu yang menimal 7,3%.
Tahun giling 2012, petani tebu merasa agak aman sedikit, dengan adanya jaminan rendemen minimal dari Pabrik Gula. Paling tidak hal ini dapat meningkatkan pendapatan petani dari hasil usaha tani tebunya. Walaupun dapat dikatakan ini masih belum maksimal, karena kondisi pabrik gula yang belum diadakan penggantian mesin pengolah gulanya.
Dengan adanya jaminan rendemen yang mana pabrik gula dalam hal ini PTPN XI telah berkomitmen, maka adanya persyaratan yang diberlakukan untuk memasok tebu ke pabrik gula petani akan mengikutinya. Persyaratan tersebut misalnya tebu yang dimasukkan ke pabrik gula adalah tebunya telah mencapai umur yang ditentukan, hal ini ditunjukan oleh brix yang minimal telah ditentukan, tebu pucuk dan anakan tidak diperkenankan, tebunya mesti bersih dari kotoran, tebunya segar.
PTPN XI kepada petani tebu mitranya memberikan jaminan harga patokan yang sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan yaitu sebesar Rp. 8.100,- tiap kilogram.  PTPN XI akan menanggung resiko bilamana hasil lelang gula dibawah harga Rp. 8.100,- Petani akan menerima seluruhnya, bilamana hasil lelang gula diatas harga Rp. 8.100,-.
Pada tahun 2011 dan sebelumnya, yaitu saat investor bekerja sama dengan PTPN XI menjamin dana talangan gula petani bilamana harga lelang gula yang terjadi lebih tinggi dari harga patokan, maka dilakukan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan antara petani tebu dan investor.
PTPN memberikan jaminan harga gula kepada petani tebu, tidak akan membebankan biaya apapun kepada para petani tebu. PTPN XI ada pabrik gulanya yang dalam proses produksinya menggunakan teknologi remelt karbonasi, dimana teknologi ini dapat memproduksi gula yang berkualitas premium, yaitu gula yang setara dengan gula semi-rafinasi,  dimana gula premium ini dalam lelang harga gula mendapat harga yang premium juga. Selain itu gula produksi PTPN XI ini telah dilakukan penjualannya secara dikemas 1 kilogram dan dijual secara eceran melalui swalayan dan retail modern dan diberi merk GUPALAS.
Dengan adanya gula dengan teknologi remelt karbonasi, dan produknya adalah gula premium telah mendapat sambutan yang positif dari pasar, maka ini dapat mensejahterakan para petani dan konsumen puas dengan gula tersebut.
Dengan demikian yang diharapkan petani adalah semoga pabrik gula dapat menjamin rendemen 8%.

8 comments:

Double a team said...

Pendapat atau ungkapan yang keren ni, maju terus kawan :)
blog saya DO FOLLOW

Cosmos said...

Terima kasih kawan, atas kunjungannya. Ini masih belajar untuk berpendapat.

Nurfani said...

Semoga ketentraman petani tidak disuik amin.

Cosmos said...

Ya terima kasih doanya. Semoga dikabulkan Allah SWT. Amin

CSS MoRA IPB said...

rendahnya rendemen individu yang saya tau karna penggunaan faktor rendemen yang dipake. slama ini PG seluruh indonesia mengikuti ketetapan dari Kementan. nilainya 0,68. kalo efisiensinya ditingkatkan sementra nilai faktor rendemen tetap. ya slamanya tak akan ada peningkatan nilai rendemen petani...

Cosmos said...

Infonya terima kasih YA CSS MoRA IPB, karena saya belum jelas itu faktor rendemen yang dipakai yang ditetapkan Kementan itu. Kalo nilainya itu 0,68 kan kecil jadi para petani tebu belum ngerti masalah ini. Terima kasih infornya ya

Unknown said...

disamping tebu, singkong juga banyak berperan sebagai bahan pemanis saat ini dengan hadirnya glukosa dan fruktosa dari tepung tapioka

Dyna said...

wah... saya kira gak ada yang menuliskan informasi pertanian sedetil ini...
informasi yang bermanfaat...
terima kasih...