Monday, February 27, 2012

Petani Tebu Keluhkan Impor Gula Mentah

Ekonomi
Petani Tebu Keluhkan Impor Gula Mentah
Senin, 27 Februari 2012 06:59 WIB

KUDUS--MICOM: Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) M Nur Khabsin menyatakan keberatan dengan rencana kuota impor gula mentah yang mencapai 240.000 ton.

"Jika impor tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan wilayah Indonesia Timur, tentunya jumlah tersebut terlalu besar," ujarnya di Kudus, Jawa Tengah, Minggu (26/2).

Menurut dia, jumlah gula yang seharusnya diimpor tidak sampai 240.000 ton, melainkan sepertiga dari rencana impor tersebut. Apabila rencana impor gula mentah yang mencapai 240.000 ton benar-benar direalisasikan, pemerintah terlalu memaksakan, karena untuk mencukupi kebutuhan wilayah Indonesia Timur tidak sampai ratusan ribu ton.

Seharusnya, kata dia, pemerintah juga mempertimbangkan jumlah gula yang diselundupkan lewat perbatasan Kalimantan dan daerah lainnya. "Jika gula selundupan tidak ikut dijadikan pertimbangan, tentunya data yang tersaji terlihat masih kurang. Padahal, gula selundupan yang masuk di pasaran cukup banyak," ujarnya.

Sebelumnya, kata dia, APTRI sudah berupaya meminta pemerintah untuk mempertimbangkan jumlah gula selundupan yang masuk ke pasaran, agar kuota impor tidak berlebihan yang nantinya bisa memberikan dampak negatif.

Khabsin juga mengingatkan soal pelaksanaan impor harus sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menperindag Nomor 527/2004 tentang Ketentuan Impor Gula. Dalam SK tersebut dijelaskan bahwa impor gula tidak boleh dilakukan dalam masa satu bulan setelah dan sebelum musim giling tebu.

Berdasarkan perkiraan musim giling 2012, katanya, akan dimulai pada Mei 2012, sehingga impor gula putih paling lambat 30 April 2012, sedangkan untuk impor gula mentah harus datang lebih awal karena harus melalui proses giling untuk menjadi gula putih.

Selain itu, kata dia, pelaksana impor juga harus importir produsen (IP) yang memiliki pabrik gula sendiri. "Persyaratannya juga harus diperketat, salah satunya memiliki kemampuan pendanaan, mendatangkan gula sesuai tepat waktu dan bisa

menggiling sendiri," ujarnya.

Sesuai rekomendasi Dewan Gula Indonesia, katanya, importir harus memiliki pabrik gula sendiri. "Kami jelas menolak jika impor dilakukan oleh badan usaha atau perusahaan yang tidak memiliki pabrik gula sendiri, mengingat gula mentah harus diolah kembali," ujarnya.

Ia berharap pemerintah juga melakukan pengawasan dengan ketat, salah satunya soal harga di pasaran agar tidak mempengaruhi harga lokal. (Ant/OL-2)

Sumber:
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/02/27/301406/4/2/Petani-Tebu-Keluhkan-Impor-Gula-Mentah

No comments: