Sunday, January 29, 2012

Swasembada Gula, Butuh 1 Juta Ha Lahan Tebu

JEPARA, suaramerdeka.com - Untuk mencukupi kebutuhan gula nasional, harus tersedia 1 juta lahan tebu rakyat. Sekarang ini, baru ada 400 ribu ha. ''Kita masih kalah jauh dibanding Thailand yang telah memiliki satu juta ha lahan tebu,'' ujar  anggota  DPR RI  Dapil II (Demak, Kudus, Jepara) dari Partai Gerindra dan Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia  (APTRI) Abdul Wahid,di Jepara, Selasa (24/1).
Sumatra dan Sulawesi, kata Abdul Wahid, cocok untuk pengembangan lahan tebu. Di membandingkan dengan Thailand eksportir gula nomor dua dunia yang wilayah negaranya hanya seukuran Sumatra, namun mampu menyiapkan lahan tebu satu juta ha. ''Kami yakin, jika ada kemauan dari pemerintah, pasti bisa,'' tukasnya anggota DPR RI Dapil II (Demak,Kudus, Jepara) dari Partai Gerindra itu.
Rendahnya produksi gula nasional, papar Wahid, disebabkan banyak faktor. Selain sempirnya lahan, juga kualitas bibit yang rendah, yang berpengaruh produksi tebu dan  rendemen (kadar gula). Tebu hasil petani rata-rata rendemen berkisar 8 persen, sedang di Thailand bisa mencapai 14 persen.
Walau terlambat, Wahid menyambut positif kebijakan Kementerian Pertanian Suswono, tahun 2012 ini yang akan mengucurkan dana Rp 200 miliar dari Kementerian Pertanian untuk pengembangan lahan tebu. '' Sekarang ini ada 58 pabrik gula. Jika tiap PG ada penambahan 100 ha, maka akan ada penambahan areal tebu 5.800 ha.''
Program itu, diharapkan dapat mendorong pencapaian swasembada gula 2014 mendatang. Untuk meningkatkan produksi gula, harus membongkar lahan tebu tiap 2 hingga 3 tahun sekali dengan bibit baru yang lebih berkuaitas. Jadi, hasilnya baru bisa dinikmati tiga tahun ke depan. 
Abdul Wahid menjelaskan, saat ini produksi gula nasional belum mampu mencukupi kebutuhan--baik untuk rumah tangga maupun industri. Dalam sepuluh tahun terakhir ini, produksi gula tertinggi 2,7 juta ton pada 2007 lalu. Namun, itu masih jauh dari kebutuhan, sebab untuk mencukupi industri masih impor gula rafinasi (raw sugar) 2 juta ton.  Dan dalam empat tahun ini, produksi gula kembali menurun. Pada 2011 pada kisaran 2,2 juta ton.
Wahid mengatakan, Indonesia berhasil menaikkan produksi gula 1,1 juta ton dalam jangka waktu 8 tahun, karena ada kebijakan yang baik dari pemerintah. Pada 1998-1999 produksi gula 1,6 juta ton. Pada awal 2000-an program pengembangan tebu dilakukan pemerintah Menteri Pertanian Kabinet Gorong Royong Bungaran Saragih (2001-2004) melaksanakan Program Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula Nasional Tahun 2003-2005. Dana yang dikucurkan dari Rp 100 miliar meningkat menjadi Rp 350 miliar.
Tahun 2008 produksi gula turun menjadi 2,6 juta ton, 2009 turun lagi 2,5 juta ton, 2010 drop 2,1 ton, dan 2011 lalu naik sedikit menjadi 2,2 juta ton. ''Pemerintah harus menetapkan harga dasar pembelian gula dengan harga yang baik, pada awal tahun, sehingga petani tertarik menanam tebu,'' imbuhnya.
( Sukardi / CN34 / JBSM )
Sumber:
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/01/24/107622/Swasembada-Gula-Butuh-1-Juta-Ha-Lahan-Tebu

No comments: