Sunday, January 29, 2012

DGI : Ada KepentinganTerselubung di Balik Masuknya Gula Mentah Impor

Kelana Kota

26 Januari 2012, 20:07:38| Laporan Agita Sukma Listyanti
suarasurabaya.net| Dewan Gula Indonesia (DGI) melihat ada indikasi kepentingan terselubung yaitu memproses gula mentah impor yang dilakukan beberapa pabrik gula. KPK pun didesak untuk turun tangan dalam kasus ini.

Indikasi itu terendus setelah DGI mendapati sosialisasi ke Gubernur Jawa Timur tentang lima pabrik gula baru yang akan didirikan. Setelah dicek, ternyata kelima tempat itu tidak masuk akal untuk pendirian pabrik gula. Lima lahan itu rencananya dibangun di Lamongan, Bojonegoro, Blitar, Probolinggo dan Sampang.

Padahal, kata Arum Sabil Anggota DGI, pendirian pabrik gula harus jelas dari aspek lahan dan feasibility studi. Setiap pabrik gula harus mempersiapkan lahan tebu yang bisa ditanami untuk kemudian dijadikan sebagai bahan baku gula. "Sedangkan lima lahan itu areanya tidak masuk akal. Tidak bisa ditanami tebu. Padahal mendirikan pabrik gula harus jelas lahan yang dipersiapkan sebagai bahan baku, feasibility studi juga harus jelas," kata Arum pada wartawan, Kamis (26/1/2012).

Arum menganggap pendirian pabrik gula baru itu hanya dijadikan sebagai alasan untuk mengajukan izin impor gula mentah. Bahkan, pengajuan itu sudah diterima Kementerian Pertanian. Besarannya tidak tanggung-tanggung yaitu 100 ribu ton. Seperti yang dilakukan PG Industri Gula Nasional (IGN) di Cepiring yang dinyatakan melanggar aturan. Kapasitas output gula yang dihasilkan hanya 6.000 ton, sedangkan kapasitas terpasang tebu per hari tidak sampai 1.000 ton.

"Mengapa begitu ambisi mengajukan gula mentah impor? Kita mendesak KPK untuk turun tangan dalam kasus ini," kata Arum.

Hal tersebut memperparah kondisi petani tebu dan produksi gula lokal. Masuknya gula mentah impor diduga merugikan negara Rp 1,7 triliun. Jumlah itu dihitung dari keringanan biaya masuk gula mentah impor yang ternyata bisa sampai 0 persen. Padahal Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian mengizinkan gula impor masuk sebesar 3 juta ton. Untuk setiap kg gula impor yang masuk seharusnya dikenakan biaya masuk Rp 550 dan Rp 790 untuk raw sugar berarti untuk 3 juta ton, negara kehilangan Rp 1,7 triliun. Dengan begitu, negara dan rakyat tdak diuntungkan.

Anehnya, kata Arum, masuknya gula mentah impor justru dibebaskan. Ini tidak akan terjadi kecuali ada permainan oknum pengambil kebijakan. Arum menyebut adanya permainan kelompok 8 naga yang mendapat izin impor di atas 3 juta ton per tahun. Sayangnya, ia tidak menjelaskan lebih detil siapa yang dimaksud 8 naga itu.(git)
Sumber:
http://www.suarasurabaya.net/v06/kelanakota/?id=d186b66d1f16372573521518956a26012012102503

2 comments:

mastokkenari said...

rupanya ada juga naga yg menjaga gula indonesia ya ?? smoga naganya kena diabetes dah , tahu rasa .... hahaha ...

Cosmos said...

memang semua lini itu dijaga sama naga. jangankan gula yang namanya garam aja ada kok. thanks komen nya ya