Kamis, 29 Desember 2011 | 04:11 WIB
SURABAYA, KOMPAS - Memprediksi rendemen gula dalam
situasi perubahan iklim seperti sekarang bukan pekerjaan mudah. Hal itu
karena rendemen gula diproses di kebun tebu melalui fotosintesis yang
hasilnya ditranslokasikan ke batang tebu.
Sekretaris Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI Adig Suwandi di Surabaya, Jawa Timur,
Rabu (28/12), mengatakan, proses rendemen berlangsung ketika tebu
masih ditanam, dengan penataan varietas, penerapan praktik pertanian
terbaik, dan perbaikan manajemen tebang angkut. Jika semua faktor ini
bisa dipenuhi, ia optimistis rendemen minimun 7,25 persen dapat dicapai.
Apalagi, kata Adig, jika pada saat bersamaan hal itu diimbangi
peningkatan efisiensi pabrik dan kelancaran pasokan tebu sehingga tidak
ada jam berhenti operasi. Faktor lain, jika dikelola dengan baik, tebu
potensial dapat menghasilkan rendemen 8-9 persen.
Ketua Asosiasi
Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil juga mengatakan, yang
paling utama tanaman tebu bagus dan pabrik efisien sehingga perlu
direvitalisasi. Jika kedua hal ini dilakukan secara bersama-sama,
rendemen tebu minimal 8 persen sehingga petani termotivasi untuk
mempertahankan tanaman tebu.
Sekarang ini, rendemen tebu bahkan
ada yang di bawah 5 persen dan harga gula masih Rp 7.500 per kilogram
sehingga petani memilih tanaman lain karena tebu sudah tidak
menjanjikan. ”Petani bisa menikmati keuntungan jika rendemen 8 persen
dengan harga tebusan Rp 9.000 per kilogram,” kara Arum.
PTPN XI
menargetkan sasaran produktivitas tebu rata-rata 81,9 ton dan rendemen
mencapai 7,95 persen. Untuk mencapai produktivitas dan rendemen itu,
PTPN XI akan melakukan sejumlah cara, seperti menggunakan pupuk ekstra
untuk meningkatkan produktivitas dalam sisa waktu tersisa sebelum
pelaksanaan giling 2012.
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan
Perwakilan Nasional APTRI Nur Khabsyin di Kudus, Jawa Tengah,
mengatakan, masalah pergulaan nasional memang kompleks, termasuk
rendemen rendah karena pabrik gula sudah tua. (ETA/HEN)
Sumber:
http://regional.kompas.com/read/2011/12/29/04113339/Tidak.Mudah.Memprediksi.Rendemen
No comments:
Post a Comment