Saturday, December 31, 2011

Tidak Mudah Memprediksi Rendemen

Kamis, 29 Desember 2011 | 04:11 WIB

SURABAYA, KOMPAS - Memprediksi rendemen gula dalam situasi perubahan iklim seperti sekarang bukan pekerjaan mudah. Hal itu karena rendemen gula diproses di kebun tebu melalui fotosintesis yang hasilnya ditranslokasikan ke batang tebu.
Sekretaris Perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI Adig Suwandi di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (28/12), mengatakan, proses rendemen berlangsung ketika tebu masih ditanam, dengan penataan varietas, penerapan praktik pertanian terbaik, dan perbaikan manajemen tebang angkut. Jika semua faktor ini bisa dipenuhi, ia optimistis rendemen minimun 7,25 persen dapat dicapai.
Apalagi, kata Adig, jika pada saat bersamaan hal itu diimbangi peningkatan efisiensi pabrik dan kelancaran pasokan tebu sehingga tidak ada jam berhenti operasi. Faktor lain, jika dikelola dengan baik, tebu potensial dapat menghasilkan rendemen 8-9 persen.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil juga mengatakan, yang paling utama tanaman tebu bagus dan pabrik efisien sehingga perlu direvitalisasi. Jika kedua hal ini dilakukan secara bersama-sama, rendemen tebu minimal 8 persen sehingga petani termotivasi untuk mempertahankan tanaman tebu.
Sekarang ini, rendemen tebu bahkan ada yang di bawah 5 persen dan harga gula masih Rp 7.500 per kilogram sehingga petani memilih tanaman lain karena tebu sudah tidak menjanjikan. ”Petani bisa menikmati keuntungan jika rendemen 8 persen dengan harga tebusan Rp 9.000 per kilogram,” kara Arum.
PTPN XI menargetkan sasaran produktivitas tebu rata-rata 81,9 ton dan rendemen mencapai 7,95 persen. Untuk mencapai produktivitas dan rendemen itu, PTPN XI akan melakukan sejumlah cara, seperti menggunakan pupuk ekstra untuk meningkatkan produktivitas dalam sisa waktu tersisa sebelum pelaksanaan giling 2012.
Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Nasional APTRI Nur Khabsyin di Kudus, Jawa Tengah, mengatakan, masalah pergulaan nasional memang kompleks, termasuk rendemen rendah karena pabrik gula sudah tua. (ETA/HEN)

Sumber:
http://regional.kompas.com/read/2011/12/29/04113339/Tidak.Mudah.Memprediksi.Rendemen

No comments: