Rabu, 14 Desember 2011 14:34 wib
Sindonews.com - Keran impor gula yang tak kunjung ditutup menyulut kemarahan para petani tebu. Ribuan petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) hari ini menyerbu kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai bentuk penolakan langkah pemerintah untuk melakukan impor gula.
Dengan massa sekira lima ribu orang yang berasal dari Jawa, Sumatera dan Sulawesi, APTRI menyerukan kepada Kemendag agar berpihak kepada para petani tebu.
"Kita minta kepada Pak Gita (mendag) untuk memihak kepada kami," seru salah satu petani yang melakukan demonstrasi di depan Gedung Kemeterian Perdagangan, Jakarta, Rabu (14/12/2011).
Aksi mereka ini sebagai bentuk penolakan akibat banyak regulasi yang berlaku saat ini yang dinilai masih tidak memihak kepentingan petani. Bahkan, Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen, menuding bahwa SK Menteri Perdagangan No. 111 tahun 2009 merupakan biang kerok maraknya gula rafinasi.
Apalagi berdasarkan data APTRI, jumlah produksi gula saat ini mencapai 2,150 juta ton. jika ditambah dengan gula selundupan jumlah gula mencapai 3,495 juta ton. Sementara kebutuhan riil gula dalam negeri tahun 2011 sebanyak 2,7 juta ton.
“Jadi rencana impor tidak realistis, karena tidak melihat jumlah gula secara riil,” ungkap Soemitro.
Soemitro juga berharap pemerintah tidak mengeluarkan izin pabrik gula baru lagi. APTRI juga mendesak pemerintah segera mengumumkan hasil audit gula yang sudah dilakukan pemerintah. Hasil audit tersebut diperlukan untuk memastikan perusahaan yang terbukti melakukan pelanggaran distribusi dan pemasaran.
“Namun jika pemerintah tetap ngotot mendirikan pabrik gula baru, APTRI meminta pabrik baru itu menggiling tebu rakyat bukan raw sugar,” kata Soemitro.
Setelah menggelar aksi di depan kantor Kemendag, akhirnya perwakilan rombongan petani tebu tersebut diterima oleh Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dan mengadakan diskusi kurang lebih selama satu jam. Bayu pun menerima tuntutan, masukan dan keluhan dari petani tebu tersebut.
Tapi Bayu pun tidak bisa mengambil keputusan apa yang dipermasalahkan para petani tebu tersebut. Alasannya, segala tuntutan tersebut harus dibicarakan dengan pihak lain seperti Kementerian Perekonomian dan presiden.
"Pada dasarnya kami menerima masukan dan tuntutan para petani tersebut. Namun kalian harus pahami posisi saya di sini, tidak bisa langsung mengambil keputusan. Di sini saya harus membicarakannya lagi kepada pemangku kepentingan yang lainya, itu di antaranya Kementerian Koordinator Perekonomian dan presiden tentunya. Nanti tuntutan tersebut akan saya sampaikan di rapat koordinasi (rakor) pangan siang ini di Kemenko," ungkap Bayu.
sumber:
http://www.sindonews.com/read/2011/12/14/450/542259/resah-gula-impor-petani-tebu-serbu-jakarta
No comments:
Post a Comment