Tuesday, November 30, 2010

Harga Gula Sulit Turun

Harga Gula Sulit Turun
23/11/2010 | adig | Artikel
JAKARTA (23/11/2010) – Para pedagang gula memastikan harga gula di dalam negeri di tingkat ritel akan sulit tembus di bawah Rp 10.000 per kg. Selain produksi gula Indonesia terus merosot, dunia kini tengah mengalami kekurangan gula.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pedagang Gula dan Terigu Indonesia (Apegti) Natsir Mansyur, Selasa (23/11). Gula itu jangan mimpi harga bisa turun, apalagi di bawah Rp 10.000. Dunia kekurangan gula, Indonesia juga kekurangan gula. Harga gula fob internasional kini sudah mencapai 710 dollar AS (sekitar Rp 6,39 juta) per ton atau jika dihitung sampai ke Indonesia mencapai Rp 9.600 per kg. Harga ini belum dihitung untuk harga ritel, yang dipastikan menembus di atas Rp 10.000 per kg. Berdasarkan pemantauan di Jakarta, para pedagang eceren gula sudah menjual gula di rentang Rp 11.000-11.500 per kg. Sedangkan di Surabaya, harga gula berkisar Rp 10.500-Rp 11.000.

Kemarin saja harga lelang gula PTPN sudah mencapai Rp 9.200 per kg. Jika dihitung harga keluar pabrik dengan ongkos angkut di ritel sudah mencapai Rp 10.500 per kg. “Jangan haraplah di bawah Rp 10.000, malah bisa sampai Rp 11.000. Berdasarkan pemantauan di Jakarta, para pedagang eceren gula sudah menjual gula di rentang Rp 11.000-11.500 per kg. Sedangkan di Surabaya, harga gula berkisar Rp 10.500-Rp 11.000.

Harga gula yang tinggi ini bakal terus terjadi beberapa bulan ke depan. Pasalnya, saat ini para importir gula yang ditugaskan mengimpor gula belum melakukan kontrak impor, sementara sepanjang Januari-April 2011 produksi gula nasional tak berproduksi karena belum masuk musim giling. Sedangkan musim giling biasanya dimulai Mei hingga November. Seharusnya, kata dia, untuk menjaga harga tak terkerek naik terus, paling tidak di akhir tahun ini harus ada stok 1,2 juta ton gula konsumsi di tingkat nasional. Padahal, berdasarkan perhitungan Apegti, stok gula nasional di akhir tahun bisa defisit sampai 700.000 ton. Mei lalu kita perkirakan defisit kita hanya 400.000 ton, ini karena curah hujan yang terus tinggi.

Konsumsi gula nasional per bulan rata-rata 200.000 ton, jika ini tak terpenuhi maka harga gula akan liar. Dengan produksi gula nasional yang tak mencukupi, kini Indonesia sudah mengalami ketergantungan dengan para trader gula dunia. Gula itu warnanya putih bersih, tapi manajemen pergulaannya gelap.

Sementara itu, PT Perkebunan Nusantara XI belum memastikan jadwal impor gula sebanyak 90.000 ton yang dibebankan pemerintah, menyusul masih mahalnya harga gula di pasar dunia saat ini. Sekretaris Perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI, Adig Suwandi, di Surabaya, Senin (22/11), menjelaskan, harga gula dunia yang masih mahal sangat menyulitkan posisi enam BUMN produsen gula yang telah ditunjuk pemerintah untuk melaksanakan impor. Untuk sementara ini, kami juga masih menunggu reaksi pasar, karena ada kemungkinan pasokan gula di pasar global akan berubah.

Menurut Adig, perubahan pasokan itu tidak lepas dari pernyataan pemerintah India yang kemungkinan akan mengekspor sekitar 3,5 juta ton gula. Selain itu, keputusan PTPN XI belum memutuskan jadwal impor, juga sejalan dengan hasil rapat koordinasi kebijakan gula diselenggarakan Menko Perekonomian beberapa waktu lalu. Salah satu hasil rapat itu itu adalah perlunya dilakukan pemutakhiran neraca gula nasional, agar keputusan yang diambil pemerintah terkait impor tidak salah.

Mengutip data Bursa Berjangka London, Adig mengungkapkan, harga gula dunia untuk pengapalan Maret 2011 mencapai 679,10 dolar AS per ton FOB. Angka itu sebenarnya sudah jauh menurun dibanding pekan-oekan sebelumnya yang sempat mencatat rekor tertinggi hingga 805 dolar AS per ton FOB. Diperkirakan, kalau impor tetap dilakukan, harga sampai di gudang pelabuhan Indonesia masih sekitar Rp 9.500 per kg. Asumsi harga itu jika menggunakan bea masuk Rp 790 per kg yang berlaku sekarang.

Harga gula impor itu masih bisa sedikit turun, apabila pemerintah bersedia merevisi besaran bea masuk menjadi lebih rendah. Sementara itu, harga gula lokal sepanjang musim giling tahun ini masih relatif tinggi. Pada lelang gula sebanyak 4.820 ton gula milik petani binaan PTPN XI akhir pekan lalu, harga yang terbentuk berkisar Rp 9.100-Rp 9.185 per kg.

dtc, ant – surabayapost.co.id (23/11/2010)

Sumber:
http://www.ptpn-11.com/harga-gula-sulit-turun.html

No comments: