Tunda Kenaikan HET Pupuk
Ancaman Kemarau Lebih Awal
Rabu, 31 Maret 2010 | 03:11 WIB
Jakarta, Kompas - Petani meminta pemerintah menunda kenaikan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi sampai Juni 2010. Alasannya, kebutuhan pupuk pada musim tanam di musim gadu masih tinggi dan petani harus menghadapi ancaman kemarau panjang.
Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir menyatakan, melihat kondisi anggaran pemerintah, kenaikan harga pupuk tak bisa dihindari. Namun, disarankan agar kenaikannya ditunda hingga Juni 2010.
”Ini karena kebutuhan pupuk musim gadu masih tinggi, luas pertanaman padi masih tersisa 5 juta hektar. Naiknya harga pupuk akan memicu spekulasi karena pupuk akan disimpan,” katanya, Selasa (30/3) di Jakarta.
Dengan menunda hingga Juni pun, ujar Winarno, kenaikan HET pupuk masih harus dihitung ulang, apakah urea bisa hanya naik 40-50 persen.
Petani kini juga menghadapi kemungkinan ancaman kekeringan karena musim kemarau datang lebih awal. Perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika 2010 menunjukkan sekitar 3,148 juta hektar lahan sawah beririgasi dan nonirigasi akan terkena dampak kemarau lebih awal.
Guru Besar Sosial Ekonomi Industri Pertanian Universitas Gadjah Mada M Maksum bahkan meminta kenaikan HET pupuk dibatalkan. Alasannya, sektor pertanian pangan harus diperlakukan adil, apalagi telah menjadi penyangga lapangan kerja paling besar. ”Kenaikan HET pupuk tidak memberi rasa keadilan bagi petani. Apalagi pemerintah selama ini memanjakan industri nonpertanian dengan memberi stimulus fiskal hingga Rp 75,1 triliun tahun 2010,” ujar dia.
Tengah dibahas
Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menyatakan, pemerintah tengah membahasnya. ”Alasannya bukan karena petani tidak siap meskipun petani selalu berharap bisa menekan biaya produksi,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Suswono menyatakan, kenaikan HET pupuk sudah final, tinggal mengumumkan. Kenaikan urea bersubsidi maksimal 50 persen, adapun superphos, ZA, dan NPK naik 30-70 persen.
Namun, hingga Selasa pemerintah masih mengupayakan agar kenaikan HET pupuk bersubsidi tidak terjadi. Ini dilakukan dengan meminta tambahan alokasi anggaran subsidi pupuk dalam APBN Perubahan 2010. Pada APBN 2010, subsidi pupuk ditetapkan Rp 11,3 triliun, dalam APBN-P dimintakan tambahan Rp 9,9 triliun sehingga, jika disetujui, total subsidi pupuk 2010 mencapai Rp 21,2 triliun. Tahun lalu, subsidi pupuk mencapai Rp 17,6 triliun. (MAS)
Sumber:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/31/03114762/tunda.kenaikan.het.pupuk
Ancaman Kemarau Lebih Awal
Rabu, 31 Maret 2010 | 03:11 WIB
Jakarta, Kompas - Petani meminta pemerintah menunda kenaikan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi sampai Juni 2010. Alasannya, kebutuhan pupuk pada musim tanam di musim gadu masih tinggi dan petani harus menghadapi ancaman kemarau panjang.
Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir menyatakan, melihat kondisi anggaran pemerintah, kenaikan harga pupuk tak bisa dihindari. Namun, disarankan agar kenaikannya ditunda hingga Juni 2010.
”Ini karena kebutuhan pupuk musim gadu masih tinggi, luas pertanaman padi masih tersisa 5 juta hektar. Naiknya harga pupuk akan memicu spekulasi karena pupuk akan disimpan,” katanya, Selasa (30/3) di Jakarta.
Dengan menunda hingga Juni pun, ujar Winarno, kenaikan HET pupuk masih harus dihitung ulang, apakah urea bisa hanya naik 40-50 persen.
Petani kini juga menghadapi kemungkinan ancaman kekeringan karena musim kemarau datang lebih awal. Perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika 2010 menunjukkan sekitar 3,148 juta hektar lahan sawah beririgasi dan nonirigasi akan terkena dampak kemarau lebih awal.
Guru Besar Sosial Ekonomi Industri Pertanian Universitas Gadjah Mada M Maksum bahkan meminta kenaikan HET pupuk dibatalkan. Alasannya, sektor pertanian pangan harus diperlakukan adil, apalagi telah menjadi penyangga lapangan kerja paling besar. ”Kenaikan HET pupuk tidak memberi rasa keadilan bagi petani. Apalagi pemerintah selama ini memanjakan industri nonpertanian dengan memberi stimulus fiskal hingga Rp 75,1 triliun tahun 2010,” ujar dia.
Tengah dibahas
Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menyatakan, pemerintah tengah membahasnya. ”Alasannya bukan karena petani tidak siap meskipun petani selalu berharap bisa menekan biaya produksi,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Suswono menyatakan, kenaikan HET pupuk sudah final, tinggal mengumumkan. Kenaikan urea bersubsidi maksimal 50 persen, adapun superphos, ZA, dan NPK naik 30-70 persen.
Namun, hingga Selasa pemerintah masih mengupayakan agar kenaikan HET pupuk bersubsidi tidak terjadi. Ini dilakukan dengan meminta tambahan alokasi anggaran subsidi pupuk dalam APBN Perubahan 2010. Pada APBN 2010, subsidi pupuk ditetapkan Rp 11,3 triliun, dalam APBN-P dimintakan tambahan Rp 9,9 triliun sehingga, jika disetujui, total subsidi pupuk 2010 mencapai Rp 21,2 triliun. Tahun lalu, subsidi pupuk mencapai Rp 17,6 triliun. (MAS)
Sumber:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/31/03114762/tunda.kenaikan.het.pupuk
No comments:
Post a Comment