Tingkatkan Produksi Gula
Selasa, 28 Juli 2009 | 04:04 WIB
Bandar Lampung, Kompas - Kebutuhan gula secara nasional untuk rumah tangga dan industri saat ini 4,3 juta ton per tahun. Namun, produksi gula nasional saat ini 2,7 juta-2,8 juta ton. Untuk mengatasi kekurangan, pemerintah melakukan impor. Ke depan, pemerintah diharapkan mendukung peningkatan produksi gula sehingga tak impor.
Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) Adig Suwandi mengatakan hal itu, Sabtu (25/7), pada diskusi seusai temu lapang di PT Gunung Madu Plantation, Kabupaten Lampung Tengah.
”Peningkatan produksi gula di Indonesia dari perkebunan tebu di luar Jawa, khususnya Lampung, tidak terlalu bermasalah. Lampung bahkan mampu menyumbang 35-40 persen produksi gula nasional,” ujarnya.
Produksi gula dari Pulau Jawa, lanjut Adig, yang sangat perlu diperhatikan adalah perlunya tata ruang areal budidaya tebu. Selain itu, pola tanam yang tepat dengan diimbangi kebijakan menarik bagi petani tebu.
Di Jawa, tata ruang untuk budidaya tebu tidak terlalu diatur. Kondisi itu membuat petani memiliki kebebasan dalam menggunakan lahan
”Ada baiknya petani bergabung dalam kelompok tani tebu sehingga konsolidasi lahan dan budidaya tebu dapat digarap bersama-sama dengan budidaya yang terkontrol,” kata Adig.
Faktor lain yang juga harus diperhatikan adalah pola tanam. Saat ini, akibat petani tebu di Jawa membutuhkan dana cepat, para petani umumnya lebih suka menanam jagung setelah padi. Sementara itu tanaman tebu ditanam mulai bulan Juli atau Agustus.
Membina petani
Menurut Adig, kompetisi komoditas tersebut menjadikan pasokan tebu di beberapa pabrik gula menjadi berkurang. Dengan demikian, pabrikan gula di Jawa harus terus membina petani tebu untuk mau berbudidaya tebu secara benar.
”Intinya kebijakan peningkatan produksi gula harus terus digalakkan,” ujar Adig. Namun, kebijakan itu harus dibarengi dengan kebijakan pemerintah yang melindungi harga gula dalam negeri sehingga tidak terlalu jauh dari harga gula impor.
Menurut Adig, petani akan tergerak menanam tebu apabila harga gula stabil dan memberikan keuntungan bagi petani. Untuk itu, pemerintah juga harus mengendalikan secara ketat impor gula.
Dari sisi pabrikan, pemerintah harus bisa mendorong setiap pabrik gula di Jawa untuk bekerja efisien bagi peningkatan rendemen dan produktivitas gula hasil budidaya petani ataupun pabrikan.
Ketua Ikagi Priyono Basuki menambahkan, setelah belajar langsung di PT Gunung Madu Plantations, petani dan pengelola pabrik gula dapat melihat efisiensi yang terjadi di pabrik gula tersebut. Perusahaan perkebunan itu mampu memadukan praktik-praktik budidaya pertanian tebu yang baik. Demikian pula di sektor pabrik.
Menurut Priyono, belajar dari temu lapang tersebut, komitmen dan disiplin tinggi saat berbudidaya, memanen, dan menggiling mendorong perusahaan mampu menghasilkan tebu dengan rendemen tinggi sekitar 9,24 persen. Selain itu, pengelolaan pabrik yang efisien mampu menghasilkan produk gula berkualitas.
”Saya kira semua pelaku gula harus belajar dari Gunung Madu,” ujar Priyono. (hln)
sumber: http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/28/04042848/tingkatkan..produksi.gula
No comments:
Post a Comment