Wednesday, July 29, 2009

PTPN XI Keluhkan Kelambanan Bulog Memasarkan Gula

Minggu, 12 Juli 2009 11:13
Kapanlagi.com - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mengeluhkan kelambanan Perum Bulog dalam memasarkan gula, sehingga keuntungan yang diperoleh BUMN tersebut menjadi tidak maksimal.

Hal itu disampaikan Sekretaris Perusahaan PTPN XI, Adig Suwandi, kepada wartawan di Surabaya, Sabtu, terkait evaluasi kerja sama pemasaran gula dengan Perum Bulog.
[Info untuk Anda: "Semua berita KapanLagi.com bisa dibuka di ponsel. Pastikan layanan GPRS atau 3G Anda sudah aktif, lalu buka mobile internet browser Anda, masukkan alamat: m.kapanlagi.com"]

"Lambannya pendistribusian gula oleh Bulog, menjadikan harga gula milik PTPN XI dan BUMN lainnya cenderung turun. Akibatnya, keuntungan yang didapat tidak sesuai harapan," katanya.

Sejumlah BUMN produsen gula telah menjalin kerja sama dengan Bulog untuk pendistribusian gula. BUMN tersebut adalah PTPN II, VII, IX, X, XI, XIV, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Secara nasional, Perum Bulog mendapat tugas memasarkan lebih kurang 689.700 ton gula milik BUMN. Sedangkan untuk Bulog Jatim mendapat alokasi sebanyak 168.700 ton.

Menurut Adig, kerja sama "business to business" itu, bertujuan memperkuat posisi tawar produsen melalui penerapan kebijakan satu pintu.

Namun, kenyataan di lapangan hasilnya belum maksimal. Keuntungan maksimal yang diharapkan produsen gula belum bisa dinikmati, karena Bulog kurang cepat dalam pemasaran.

"Perlu ada penyerasian antara Bulog dengan PTPN dan RNI, agar harga yang diperoleh tidak terpaut jauh dengan tender gula petani terakhir yang dijadikan referensi," katanya menjelaskan.
Ia mencontohkan, ketika PTPN XI melepas 10.000 ton gula beberapa waktu lalu dengan harga berkisar Rp7.323,00 dan Rp7.353,00 per kg.

Namun, karena tidak semua gula cepat terjual hingga tender berikutnya, harga terbaru sudah turun dan membuat perolehan profit tidak maksimal.

Hingga lelang terakhir gula petani pada Kamis (9/7), harga gula sudah semakin turun di kisaran Rp6.352,00 per kg.

"Keuntungan maksimal dapat dicapai kalau penjualan melalui Bulog, bisa mendapatkan harga lebih tinggi," Kata Adig menambahkan.

"Kami menyarankan Bulog agar tidak berkutat pada distributor pertama dalam memasarkan gula, karena mereka juga peserta tender. Bulog juga harus menjual kepada distributor kedua dan ketiga," katanya berharap.

Saat ini, sebagian pedagang gula dibuat bingung dengan kecenderungan turunnya harga, menyusul jumlah produksi pabrik gula yang makin melimpah.

"Kami harus berhitung dengan cermat sebelum melakukan penawaran dalam tender, agar tidak mengalami kerugian. Sekarang ini tren harga gula terus mengalami penurunan," ujar sejumlah distributor gula.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) PTPN XI, Arum Sabil, juga menyatakan, penurunan harga gula yang cukup drastis dalam beberapa pekan terakhir, membuat kalangan petani cemas. (kpl/roc)

sumber:http://www.kapanlagi.com/h/ptpn-xi-keluhkan-kelambanan-bulog-memasarkan-gula.html

2 comments:

Rossbaru said...

mudah2an harga gula bisa stabil,untung bagi petani untung bagi pedagang, dan tentunya tidak memberatkan konsumen............

Cosmos said...

Ya terima kasih komentarnya, memang kalau harga stabil, semua untung baik petani, pedagang maupun konsumen. Karenanya harga gula stabil semua bahagia, bukan begitu kawan?