Baru-baru ini ada berita di Koran Jawa Pos, tepatnya koran Radar Jember ada acara di PG Semboro, dimana pada acara tersebut Adm mengatakan bahwa kapasitas giling tebu untuk tahun 2009 akan meningkat bila dibandingkan dengan kapasitas tahun sebelumnya dan waktu yang dibutuhkan untuk menggiling tebu masyarakat untuk tahun 2009, diperkirakan akan memakan waktu 185 hari, lebih singkat bila dibandingkan dengan waktu tahun 2008 yang memakan waktu 219 hari giling. Sebagai petani tebu, kami menunggu dan melihat gimana kira-kira jangka waktu yang sudah diperkirakan, apakah bisa dicapai atau tidak.
Memang berita peningkatan kapasitas, adalah berita yang menggembirakan namun ini hanya masalah waktu, yang lebih penting dari itu yang diharapkan petani adalah peningkatan hasil tani para petani yang telah menanam tebu selama 1 tahun, jangan hanya diiming-iming berita bahwa kapasitas giling yang meningkat. Tetapi hasil walahu alam.
Apa sih yang diharapkan petani ? hasil tanamannya akan menghasilkan pendapatan yang meningkat?
Pertama, adalah produksi tebu yang meningkat, hal ini memang tergantung petani bagaimana cara menanam tebunya, dalam hal ini memelihara tanaman tebunya. Memelihara tebu dari segi olah tanah, pupuk tebu, dan lain-lain. Selama tahun 2008-2009 dalam menanam tebu, petani telah melakukan olah tanah sesuai dengan anjuran para penyuluh tanaman tebu, dalam hal ini para mandor, sinder dll yang ada di pabrik gula telah dijalankan oleh petani, semuanya ok dan harapannya akan memperoleh produksi tebu yang bagus, minimal produksi tebu per hektar lahan diatas 1000 kuint al.
Namun dalam perjalannya masalah pupuk yang terhambat, sehingga jadwal pemupukan tebu, tidak sesuai jadwal yang dianjurkan, karena datangnya pupuk tidak sesuai dengan jadwal tanam, sehingga hal ini akan mempengaruhi kwalitas tanaman tebu dan semoga hal ini tidak berpengaruh signifikan terhadap perolehan produksi tebu.
Kedua, adalah masalah rendemen tebu, Apakah penghitungan rendemen tebu ini di pabrik gula sudah tranparan? Dan berikutnya rendemen ini apakah dipengaruhi oleh pemeliharaan dan jadwal pemupukan?
Penghitungan rendemen, masalah tranparansinya sampai sekarang pihak petani masih menyimpan pertanyaan apakah transparan atau tidak, karena selama ini siapa yang melakukan pengawasan/control atas penghitungan rendemen oleh pabrik gula? Secara umum yang sudah berjalan bisa dikatakan tidak ada yang mengawasi secara detail, karena pihak petani tidak ada wakil , kalaupun ada wakil, bagaimana wakil tersebut integritasnya dan kompetensinya ? masih tanda tanya.
Ketiga, masalah harga gula yang selama ini harga gula ditentukan oleh lelang, tetapi lelenagnya seperti apa?
Karena pemenang lelang dari tahun ke tahun ya itu itu saja, tidak ada yang lain. Ini yang menjadi pertanyaan para petani. Lelangnya ini apa memang benar-benar dilakukan transparan? Yang katanya dalam lelang gula tersebut petani diwakili oleh APTRI yaitu
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, apa benar APTRI itu memperjuangkan harga gula dan lelangnya transparan seperti apa yang diharapkan oleh petani gula?
Yah petani bisanya hanya melihat dan menunggu, tidak dapat berbuat banyak, tapi kira-kira kapan ya petani tebu bisa berbuat banyak untuk mendapatkan hak-haknya sesuai dengan kewajiban yang telah dijalankan, baik secara formal maupun secara nyata.
Yang diharapkan petani mudah-mudahan wakilnya berbuat sesuai dengan harapannya dan memperjuangkan hak-haknya. Semoga….hal ini akan lebih baik dari pada yang sebelumnya.
Key words: tebu, petani, gula, pupuk.
Memang berita peningkatan kapasitas, adalah berita yang menggembirakan namun ini hanya masalah waktu, yang lebih penting dari itu yang diharapkan petani adalah peningkatan hasil tani para petani yang telah menanam tebu selama 1 tahun, jangan hanya diiming-iming berita bahwa kapasitas giling yang meningkat. Tetapi hasil walahu alam.
Apa sih yang diharapkan petani ? hasil tanamannya akan menghasilkan pendapatan yang meningkat?
Pertama, adalah produksi tebu yang meningkat, hal ini memang tergantung petani bagaimana cara menanam tebunya, dalam hal ini memelihara tanaman tebunya. Memelihara tebu dari segi olah tanah, pupuk tebu, dan lain-lain. Selama tahun 2008-2009 dalam menanam tebu, petani telah melakukan olah tanah sesuai dengan anjuran para penyuluh tanaman tebu, dalam hal ini para mandor, sinder dll yang ada di pabrik gula telah dijalankan oleh petani, semuanya ok dan harapannya akan memperoleh produksi tebu yang bagus, minimal produksi tebu per hektar lahan diatas 1000 kuint al.
Namun dalam perjalannya masalah pupuk yang terhambat, sehingga jadwal pemupukan tebu, tidak sesuai jadwal yang dianjurkan, karena datangnya pupuk tidak sesuai dengan jadwal tanam, sehingga hal ini akan mempengaruhi kwalitas tanaman tebu dan semoga hal ini tidak berpengaruh signifikan terhadap perolehan produksi tebu.
Kedua, adalah masalah rendemen tebu, Apakah penghitungan rendemen tebu ini di pabrik gula sudah tranparan? Dan berikutnya rendemen ini apakah dipengaruhi oleh pemeliharaan dan jadwal pemupukan?
Penghitungan rendemen, masalah tranparansinya sampai sekarang pihak petani masih menyimpan pertanyaan apakah transparan atau tidak, karena selama ini siapa yang melakukan pengawasan/control atas penghitungan rendemen oleh pabrik gula? Secara umum yang sudah berjalan bisa dikatakan tidak ada yang mengawasi secara detail, karena pihak petani tidak ada wakil , kalaupun ada wakil, bagaimana wakil tersebut integritasnya dan kompetensinya ? masih tanda tanya.
Ketiga, masalah harga gula yang selama ini harga gula ditentukan oleh lelang, tetapi lelenagnya seperti apa?
Karena pemenang lelang dari tahun ke tahun ya itu itu saja, tidak ada yang lain. Ini yang menjadi pertanyaan para petani. Lelangnya ini apa memang benar-benar dilakukan transparan? Yang katanya dalam lelang gula tersebut petani diwakili oleh APTRI yaitu
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, apa benar APTRI itu memperjuangkan harga gula dan lelangnya transparan seperti apa yang diharapkan oleh petani gula?
Yah petani bisanya hanya melihat dan menunggu, tidak dapat berbuat banyak, tapi kira-kira kapan ya petani tebu bisa berbuat banyak untuk mendapatkan hak-haknya sesuai dengan kewajiban yang telah dijalankan, baik secara formal maupun secara nyata.
Yang diharapkan petani mudah-mudahan wakilnya berbuat sesuai dengan harapannya dan memperjuangkan hak-haknya. Semoga….hal ini akan lebih baik dari pada yang sebelumnya.
Key words: tebu, petani, gula, pupuk.
No comments:
Post a Comment