Wednesday, December 16, 2009

Importir Gula diharap Stabilkan Harga Domistik

Rabu, 16/12/2009
Importir Gula diharap Stabilkan Harga Domistik

JAKARTA: Importir gula yang diberi wewenang oleh pemerintah diharapkan mampu menstabilkan harga di wilayah distribusinya masing-masing.

Direktur Bina Pasar dan Distribusi Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan Jimmy Bella mengatakan tujuan impor gula kristal putih 500.000 ton untuk mengamankan stok selama Februari - April, ketika masa musim giling tebu belum dimulai.

Dengan adanya jaminan stok gula, pemerintah mengharapkan tidak terjadi gejolak harga di pasaran pada awal 2010 akibat kekurangan stok.

"Kami harapkan harga tidak naik atau paling tidak bisa ditahan stabil seperti saat ini, jangan sampai harga tembus Rp10.000 per kg di Jakarta. Sudah ada item itu [upaya stabilisasi harga] dalam persetujuan impor kepada masing-masing importir terdaftar," ujarnya kemarin.
Depdag telah mengalokasikan GKP kepada importir sesuai dengan kebutuhan di setiap wilayah distribusinya. Importir itu selanjutnya akan langsung menyalurkan gula di wilayah distribusinya masing-masing dengan harga jual yang ditetapkan oleh importir sendiri.

Dia menegaskan pemerintah tidak akan mematok harga jual gula yang diimpor oleh importir yang ditunjuk. Kendati demikian, diharapkan importir yang bersangkutan menjual gula tersebut dengan harga yang wajar.

Pemerintah telah menunjuk enam perusahaan untuk mengimpor gula kristal putih 500.000 ton, mulai 1 Januari sampai dengan 15 April 2010.

Keenam perusahaan itu adalah PTPN IX (81.000 ton), PTPN X (94.500 ton), PTPN XI (103.500 ton), PT Rajawali Nusantara Indonesia (85.500 ton), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (85.500 ton), dan Perum Bulog (50.000 ton).

Berdasarkan laporan pemantauan harga dan distribusi barang kebutuhan pokok Depdag kemarin, harga gula kristal putih di pasaran tercatat Rp9.817 per kg, naik Rp18 per kg dibandingkan dengan harga sehari sebelumnya Rp9.799 per kg.
Natsir Masyur, Ketua Asosiasi Pedagang Gula dan Tepung Terigu Indonesia (Apegti), memperkirakan harga akan menembus Rp10.000 per kg pada tahun depan dan akan sulit stabil pada posisi harga saat ini.

Menurut dia, langkah importasi diambil pada saat harga gula dunia sedang tinggi, sehingga sulit bagi importir untuk menekan harga jual gula dalam batas yang wajar. "Untuk stabil seperti sekarang ini saya rasa nggak mungkin."

Kenaikan harga gula dunia akan tetap mendorong pembentukan harga domestik, "Saya pikir sampai tahun depan akan naik menjadi lebih dari Rp10.000 per kg."

Oleh Maria Y. Benyamin
Bisnis Indonesia

Sumber:
http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/perdagangan/1id151680.html

No comments: