Thursday, December 10, 2009

13 Perusahaan kaji bangun pabrik gula

Rabu, 09/12/2009 21:16 WIB

13 Perusahaan kaji bangun pabrik gula

oleh : Antara
JAKARTA (Antara): Sebanyak 13 perusahaan sedang mengkaji kemungkinan untuk membangun pabrik gula dalam upaya mendukung program revitalisasi industri gula nasional menuju swasembada.

"Dibutuhkan 17 pabrik gula baru, tetapi hingga kini baru 13 perusahaan yang tertarik dan mayoritas swasta. Mungkin akan bertambah lagi," kata Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), Yayat Priyatna di Jakarta, hari ini.

Menurut dia, total investasi untuk pabrik gula bervariasi, tergantung pada luas lahan. Untuk pabrik gula berkapasitas 10.000 ton dengan luas lahan 10.000 hektare, investasi mencapai US$160 juta. Dengan demikian investasi 13 pabrik sekitar US$2,08 miliar.

Perusahaan swasta yang berminat membangun pabrik gula tersebut antara lain Medco dan Sinar Mas.

Proyek revitalisasi gula, kata Yayat, membutuhkan tambahan lahan seluas 400.000 hektare. Dengan demikian, total luas lahan perkebunan tebu akan bertambah menjadi 750.000 hektare dari posisi saat ini 350.000 hektare.

"Yang diusulkan pemerintah itu di Merauke, Sulawesi Tenggara, NTT, Riau, Sumatra Barat, dan Jawa Timur," ujarnya.

Revitalisasi industri gula, tegasnya, dibutuhkan karena hingga kini Indonesia masih defisit pasokan gula. Dari total konsumsi 4,8 juta ton per tahun, industri gula nasional baru sanggup memasok 2,7 juta ton. Adapun, sisanya sebanyak 2,1 juta ton yang merupakan gula industri (rafinasi) masih diimpor.

Dia meyakini impor gula akan meningkat mengingat setiap tahun konsumsi gula kristal (rumah tangga) naik 5%, sedangkan produksi dari industri gula hanya naik 3%.

Pada 2012, AGRI memprediksi total konsumsi gula dapat mencapai 5,7 juta ton, yang terdiri atas gula rumah tangga 2,9 juta ton dan gula rafinasi 2,8 juta ton.

Ke depan, Yayat menegaskan pemerintah berniat memangkas volume impor dan mengoptimalkan produksi dalam negeri. Produk gula akan terbagi berdasarkan tingkat kualitas, bukan lagi gula putih dan rafinasi.

"Jadi nanti ada gula berkualitas tinggi, menengah, dan rendah. Yang tinggi ini akan dikonsumsi oleh industri," paparnya.(yn)

Sumber:
http://web.bisnis.com/sektor-riil/agribisnis/1id150657.html

No comments: