Tuesday, August 4, 2009

INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

Selasa, 21 Juli 2009 | 08:18
INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

Produsen Keluhkan Tingginya Harga Gula

JAKARTA. Produsen makanan dan minuman mengeluh soal tingginya harga gula di pasar dalam negeri selama beberapa bulan terakhir ini. Saat ini harga gula eceran masih tinggi, yakni sekitar Rp 8.000 per kilogram (kg). Sementara harga gula di tingkat lelang juga masih tinggi, yakni Rp 6.800-7.300 per kg.
Tingginya harga gula membuat biaya produksi produk makanan dan minuman berbahan baku gula naik. Dari awal Juni 2009 hingga pertengahan Juli ini, biaya produksi sudah naik sekitar 2%-3%.
Meski biaya produksi naik, para produsen tak bisa langsung menaikkan harga jual karena daya beli masyarakat masih lemah.
“Sudah banyak pengusaha yang mengeluhkan gula yang mahal dan impor sulit," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Thomas Darmawan, kemarin (20/7).
Menurut Thomas, bagi pengusaha, harga gula dalam negeri saat ini sudah sangat mahal. Celakanya, pengusaha juga tak bisa memperoleh gula dengan harga rendah dari impor. Sebab pemerintah masih membatasi impor gula. Dus, jenis gula yang bisa diimpor pun terbatas pada jenis yang tak diproduksi di dalam negeri.
Pengusaha berharap, harga lelang gula berkisar Rp 5.500 - Rp 6.000 per kg. Bila ini tercapai, maka harga gula akan kembali ke posisi semula seperti beberapa bulan lalu.
Selain penurunan harga, pengusaha juga berharap bisa lebih mudah memperoleh pasokan bahan baku gula lokal. Sebab, akibat kelambatan panen di tingkat petani gula, pengusaha mengalami kesulitan memperoleh pasokan gula. “Sekarang pasokan gula sedikit seret. Dan kalaupun mudah diperoleh, harganya tinggi. Tapi apa boleh buat, kami tetap membeli karena ini sudah kebutuhan. Tapi kami harap harga gula maupun pasokannya kembali stabil,” tutur Thomas.
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) M Yamin Rachman membenarkan, harga eceran gula pernah melonjak sampai Rp 8.485 per kg pada awal Juni lalu. Menurutnya tingginya harga gula disebabkan faktor eksternal. Misalnya, karena naiknya biaya transportasi dan permainan spekulan. Di samping itu harga gula tinggi juga karena terlambatnya panen.
Yakin minta pengusaha makanan sabar menunggu turunnya harga. Dia yakin, harga gula di tingkat lelang akan turun menjadi sekitar Rp 6.600 per kg sehingga harga ecerannya sekitar Rp 7.500 per kg.
Menurutnya, penurunan harga memang harus diawali penurunan harga lelang. “Saya optimis harga gula akan turun ke posisi Rp 7.500 per kg. Harga Rp 7.500 per kg sudah sesuai lah. Kalau terlalu rendah juga kasihan petaninya. Mereka tidak mau jual murah,” ujarnya.

http://www.kontan.co.id/index.php/bisnis/news/18022/Produsen-Keluhkan-Tingginya-Harga-Gula.

2 comments:

hendra said...

temanq yang emang punya lahan berhektar2 lebih suka menanam jagung atau padi dari pada gula...
couse kalo udah di panen harganya turun...

Rizky-Vsp said...

jaman sekarang apa-apa serba tinggi, kebutuhan hidup melambung bos,..so pandai2 aja ngakali nya.. hehe